2 research outputs found
A Randomized FiveYear Comparative Study of Two LevonorgestrelReleasing Implant Systems: Norplant® Capsules and Jadena® Rods
Objective: To provide a randomized comparison between Jadena®
and Norplant® in terms of efficacy and acceptability among Indonesian
women.
Method: This study was a phase IV, open label, randomized, multicenter
study throughout Indonesia. Subjects were Indonesian adult
women who were randomized to receive Jadena® or Norplant® as
their contraceptive method. The subjects were recruited from 6
large cities in Indonesia, such as Medan, Palembang, Jakarta, Semarang,
Surabaya, and Makassar.
Result: Of 600 subjects, 301 women getting to Jadena® and 299
women to Norplant® were enrolled between August 1998 and
February 1999. The mean age was 29.8 (SD 5.3) years old, ranging
from 18 to 40 years old. We did not find the pregnancy during the
study. Non-pregnancy probability at the end of one year was similar
between Jadena® (0.920 (SD 0.016)) and Norplant® users (0.916
(SD 0.084)). The continuation rates of Jadena® at one and three-year
were 95.3% and 66.8%; whereas, the continuation rates of
Norplant® was 94.3% at year-1 and 70.2% at year-3.
Conclusion: The new two rod levonorgestrel subdermal system
(Jadena®) showed similar efficacy with the old six capsule
levonorgestrel subdermal system (Norplant®) in term of birth
control. Both implant systems also have similar tolerability profile.
Jadena® is easier to insert and remove than Norplant®.
Keywords: birth control, efficacy, implan
PENINGKATAN KETRAMPILAN BIDAN DESA DALAM PENAPISAN KEHAMILAN RISIKO TINGGI MELALUI METODA BELAJAR BERDASARKAN MASALAH
Dalam rangka mempercepat penunman AKI, pemerintah telah melakukan banyak kebijakan, salah satunya adalah dengan penempatan bidan di desa. Namur demikian sampai dengan tahun 2000 angka kematian ibu belum banyak berubah dengan penyebab kematian paling banyak adalah akibat "trias ldasik".
Panelitian pada taltap 1 ini bertujuan ingin melihat bagaimanakah pengetahuan, sikap dan praktek bidan desa dalam penapisan kehamilan risiko tinggi. Sedatigkan tujuan tahap kedua diharapkan dengan melalui pelatihan berdasarkan masalah perilaku bidan desa dalam penapisan kehamilan risiko tinggi dapat meningkat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 80 % dari bidan desa mempunyai pengetahuan yang cukup baik terhadap penapisan kehamilan risiko tinggi. Demikian juga dalam hal sikap, semua bidan desa telah bersikap positip terhadap penapisan kehamilan risiko tinggi. Namun demikian di lapangan sesuai dengan pelaksanaannya, Minya 23,3 % bidan desa yang sudah melakukan upaya penapisan kehamilan risiko tinggi dengan benar. Sedangkan lainnya yaitu 67,5 masih belum melakukan tindakan dengan tepat dalam upaya penapisan.
Sehingga disarankan dalarn penelitian tahap 2 nanti, kalau melakukan intervensi lewat pelatihan herdasarkan masalah materi yang diberikan tidak raja mengenai kehamilan risiko tinggi tetapi juga tentang komunikasi interpersonal